Ekonomi Sirkular, Usaha untuk Mencapai SDGs

Sep 02, 2024

|

Artikel Indonesia-Afrika ke-2

Ilustrasi: Pengelolaan limbah dan daur ulang menjadi pendukung ekosistem ekonomi sirkular (Source: MAD.vertise, shutterstock)

Sejak digaungkannya Sustainable Development Goals (SDGs) pada tanggal 5 September 2015 di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), para pemimpin dunia secara resmi mengesahkan Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai kesepakatan pembangunan global.

Hal tersebut menjadi komitmen para pemimpin negara di dunia untuk kesetaraan dan pemerataan pembangunan secara universal di semua negara tanpa kecuali. Dalam hal ini, negara maju memiliki kewajiban moral untuk mencapai Tujuan dan Target SDGs. Hal tersebut ditujukan untuk mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan sosial, dan melindungi lingkungan. 

Untuk meraih tujuan dan target SDGs, ekonomi sirkular menjadi salah satu solusi yang ditawarkan pemerintah. Ekonomi sirkular merupakan model industri baru yang berfokus pada reducingreusing, dan recycling yang mengarah pada pengurangan konsumsi atas sumber daya primer dan produksi limbah.

Ekonomi sirkular secara bertahap sudah mulai digalakkan di beberapa negara, sebagai sebuah pendekatan sistem ekonomi yang melingkar dengan memaksimalkan kegunaan dan nilai tambah dari suatu bahan mentah, komponen, dan produk.

Beberapa tahun terakhir, transformasi menuju ekonomi sirkular mulai banyak diterapkan di Indonesia. Pemerintah pun mulai memasyarakatkan ekonomi sirkular karena terbukti mampu memberikan dampak positif, baik untuk lingkungan, juga pertumbuhan berbagai sektor pembangunan di masa depan.

Manfaat Jangka Panjang dari Ekonomi Sirkular

Ekonomi sirkular berbanding terbalik dengan sistem ekonomi linear. Seperti kita ketahui, pada sistem ekonomi linear, Sumber Daya Alam (SDA) diekstraksi secara masif untuk digunakan bagi kepentingan kesejahteraan masyarakat secara umum. 

Namun pada akhirnya, memberikan dampak buruk yang berujung pada meningkatnya timbunan sampah, limbah, dan emisi yang mencemari kualitas lingkungan. Sistem ekonomi linear yang menerapkan sistem ambil-pakai-buang telah mengancam keberlanjutan hidup spesies, mencemari tanah dan air, dan telah menyebabkan naiknya suhu global. Dampak lainnya, ekstraksi material tahun 2050 dapat mencapai 170 hingga 184 giga ton per tahun jika terus menerapkan praktik bisnis seperti biasanya.

Sementara itu, sistem ekonomi sirkular, menitikberatkan pada industri baru yang jauh lebih efisien, dan terbukti mampu mengurangi konsumsi atas sumber daya primer dan produksi limbah. Karena itu, ekonomi sirkular menjadi salah satu kendaraan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs).

Prinsip-prinsip dalam ekonomi sirkular meliputi:

1. Desain Produk Berkelanjutan

Produk dirancang dengan mempertimbangkan siklus hidupnya secara keseluruhan. Desain berkelanjutan melibatkan pemilihan bahan baku yang dapat didaur ulang, penggunaan material ramah lingkungan, perpanjangan masa pakai produk, dan kemudahan dalam proses daur ulang.

2. Efisiensi Sumber Daya

Tujuan dari ekonomi sirkular adalah memaksimalkan penggunaan sumber daya dengan mengurangi pemborosan, meningkatkan efisiensi, dan mempertahankan nilai material dalam siklus ekonomi selama mungkin. Ini dapat dilakukan melalui praktik seperti perbaikan, pemeliharaan, penggunaan ulang, dan berbagi produk.

3. Daur Ulang dan Pemulihan Material

Setelah produk mencapai akhir hayatnya, material yang digunakan dalam produk tersebut didaur ulang atau dipulihkan untuk digunakan kembali dalam siklus ekonomi. Proses daur ulang dapat melibatkan pemrosesan material menjadi bahan baku baru atau digunakan sebagai energi alternatif.

4. Kolaborasi dan Keterlibatan Stakeholder

Implementasi ekonomi sirkular membutuhkan kolaborasi antara berbagai pihak seperti pemerintah, perusahaan, konsumen, dan lembaga lainnya. Ini termasuk koordinasi rantai pasokan, investasi dalam infrastruktur daur ulang, peningkatan kesadaran dan pendidikan konsumen, serta pengembangan kebijakan dan regulasi yang mendukung prinsip-prinsip ekonomi sirkular.

Untuk pemerataan dan pembangunan yang berkelanjutan, diperlukan literasi yang dapat menggiring masyarakat untuk mengubah kebiasan lama dengan pola ekonomi linear, dan harus mulai menjalankan pola ekonomi sirkular. Dengan begitu, ekonomi sirkular diharapkan dapat menjadi sebuah model ekonomi yang lebih banyak manfaatnya untuk pembangunan yang berkelanjutan, dan tentunya untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs).

Tag: