Indonesia Africa Forum (IAF) Ke-II, Keberlanjutan Atas Suksesnya IAF 2018
Sep 02, 2024
|Artikel Indonesia-Afrika ke-2
Ilustrasi: Dirjen Asia Pasifik dan Asia Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir saat konferensi pers terkait kesiapan pelaksanaan High Level Forum on Multi Stakeholder Partnerships (HLF MSP) Indonesia Afrika Forum (IAF) II di Nusa Dua, Badung, Bali, Minggu (1/9/2024). (Sumber: Media Center IAF II-HLF MSP/Ari Bowo Sucipto/YU)
Hubungan Indonesia dan Afrika sudah terjalin baik sejak lama. Pada era pemerintahan Presiden Soekarno, Indonesia menginisiasi Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada tahun 1955.
KAA tahun 1955 menjadi tonggak bersejarah untuk membangun solidaritas global dalam menentang kolonialisme dan mengupayakan kerja sama ekonomi dan budaya di antara negara-negara yang baru merdeka pada saat itu.
Konferensi yang digagas Indonesia tersebut, terbukti mampu mempersatukan negara-negara di Asia dan Afrika dengan kerja sama di kemudian hari. Seperti tercetusnya inisiatif Gerakan Non-Blok, serta Kemitraan Strategis Asia-Afrika Baru (NAASP) pada tahun 2005.
Melalui berbagai perjuangan diplomasi, Indonesia tetap konsisten dalam memegang teguh komitmennya untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Asia-Afrika, seperti yang ditunjukkan melalui Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika pada tahun 2015 di mana para delegasi mengikrarkan komitmen untuk membangun kerja sama yang lebih kuat, lebih inklusif, dan berkelanjutan.
Selain itu, pada tahun 2018, Indonesia kembali berinisiatif menyelenggarakan sebuah forum internasional untuk bertemu dengan negara-negara Afrika, yakni Forum Indonesia Afrika atau Indonesia Africa Forum (IAF). Penyelenggaraan IAF perdana pada tahun 2018 tersebut, menjadi salah satu struktur utama kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara Afrika, dengan pondasi yang telah kokoh, karena dilandasi kesepakatan dan komitmen pada KAA tahun 1955.
Helatan perdana tersebut, telah sukses mewujudkan potensi ekonomi dan kerja sama diplomatik antara Indonesia dan negara-negara Afrika. Forum tersebut melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait, baik pemerintah, dunia usaha, maupun sektor swasta lainnya. Karena itu, tahun ini, Indonesia kembali berinisiatif menyelenggarakan Indonesia Africa Forum untuk kedua kalinya, pada 1-3 September 2024, di Nusa Dua, Bali.
Indonesia Africa Forum ke-2 Tahun 2024
Atas kesuksesan penyelenggaraan IAF tahun 2018, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri, kembali menggelar IAF untuk kali kedua. Penyelenggaraan IAF ke-2 diselenggarakan bersamaan dengan High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) yang berlangsung pada 1-3 September 2024, di Nusa Dua, Bali.
Menurut Direktur Jenderal Asia, Pasifik, dan Afrika (Dirjen Aspasaf) Kementerian Luar Negeri RI, Abdul Kadir Jailani, peningkatan jumlah komitmen kerja sama menjadi bukti nyata kuatnya kepercayaan antara Indonesia dengan negara-negara Afrika.
“Nilai total komitmen kerja sama Indonesia dengan negara-negara Afrika pada Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2 ini, naik secara signifikan mencapai US$3,5 miliar dibandingkan dengan gelaran IAF pertama tahun 2018 yang menghasilkan US$568 juta,” ungkap Abdul Kadir saat menjadi narasumber di Media Center HLF MSP dan IAF ke-2 di BNDCC, Nusa Dua, Bali, pada Minggu, 1 September 2024.
Saat ini, sudah ada beberapa pencapaian penting dari IAF II, mencakup penandatanganan sejumlah Nota Kesepahaman (MoU) dan perjanjian kerja sama strategis, yaitu pengembangan energi panas bumi antara PT PLN dengan TANESCO Tanzania, Master Agreement mengenai kerja sama transfer teknologi kesehatan antara Biofarma dengan Atlantic Lifescience Ghana dan Letter of Intent (LOI) antara PT Dirgantara Indonesia dengan AD Trade yang memfasilitasi pembelian dan perawatan pesawat oleh Kongo dan Senegal.
IAF II tidak hanya mempertemukan lebih dari 1.400 peserta yang terdiri dari kepala negara, menteri, pengusaha dan akademisi namun juga menjadi ajang menciptakan kemitraan nyata di empat sektor utama kerja sama di bidang energi, ketahanan pangan, kesehatan dan mineral.