Indonesia-Afrika: Jalinan Sejarah Kerja Sama yang Tak Terputus
Sep 03, 2024
|Artikel Indonesia-Afrika ke-2
Ilustrasi: Gedung Merdeka di Bandung menjadi saksi sejarah Konferensi Asia Afrika yang menjadi tonggak penting dalam memperkuat solidaritas dan kerja sama antara negara-negara Asia dan Afrika (Source: Pambudi Yoga Perdana, Shutterstock)
Pada Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2 tahun 2024 yang berlangsung di Bali, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengatakan bahwa dibutuhkan strategi baru dan langkah taktis yang fokus pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Terlebih, untuk mencapai pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara-negara berkembang.
Salah satu poin dari strategi tersebut adalah peningkatan kerja sama Selatan-Selatan dan Utara-Selatan guna mengatasi tantangan global bersama-sama. Dengan semangat yang sama tahun depan, Indonesia akan menyelenggarakan Platinum Jubilee of the Asian African Conference, memperingati 70 tahun Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika.
Pondasi Kerja Sama
Hubungan dan kerja sama antara Indonesia dan negara-negara di benua Afrika bukanlah hal baru. Keduanya memiliki sejarah panjang yang diwarnai perjuangan bersama melawan kolonialisme dan imperialisme. Ikatan historis ini menjadi fondasi kuat bagi kerja sama yang semakin erat di berbagai bidang.
Kerja sama adalah kata kunci. Karenanya, kerja sama antara Indonesia dan negara-negara di Afrika sudah terbangun sejak lama. Konferensi Asia Afrika (KAA) tahun 1955 menjadi tonggak sejarah penting dalam memperkuat solidaritas dan kerja sama antara negara-negara Asia dan Afrika. Sejak saat itu, hubungan kedua kawasan terus berkembang, khususnya dalam bidang ekonomi, perdagangan, dan budaya.
KAA yang digelar di Bandung pada tahun 1955 merupakan momen bersejarah yang menyatukan negara-negara Asia dan Afrika. Konferensi ini menghasilkan Deklarasi Bandung yang berisi sepuluh prinsip dasar hubungan antarnegara, termasuk penghormatan terhadap hak asasi manusia dan prinsip-prinsip kedaulatan serta integritas wilayah.
Ragam Forum Kerja Sama Indonesia & Negara-Negara Afrika
Setelah 50 tahun, KTT Asia Afrika digelar tahun 2005 di Jakarta dan Bandung. Konferensi tersebut menghasilkan kesepakatan penting yang dikenal sebagai New Asian-African Strategic Partnership (NAASP), yakni inisiatif untuk membangun kemitraan strategis baru antara Asia dan Afrika berdasarkan prinsip saling menghormati, kesetaraan, dan kerja sama yang saling menguntungkan.
NAASP memiliki signifikansi yang sangat penting bagi kedua benua. Dengan bersatu, Asia dan Afrika memiliki kekuatan yang lebih besar dalam mempengaruhi kebijakan global. NAASP juga menciptakan kerangka kerja sama yang komprehensif dan peluang, baik dalam bidang ekonomi dan sosial.
Untuk lebih memperkuat hubungan dengan negara-negara Afrika, Indonesia menginisiasi penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF). Forum tingkat tinggi ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama di berbagai bidang, seperti perdagangan, investasi, infrastruktur, pembangunan kapasitas, dan people-to-people exchanges.
IAF 2018: Forum Indonesia-Afrika pertama diselenggarakan di Jakarta pada tahun 2018. Pada forum ini, kedua belah pihak membahas berbagai isu strategis, seperti pembangunan berkelanjutan, konektivitas, dan pemberdayaan perempuan.
IAF 2024: IAF kedua digelar di Bali pada tahun 2024. Forum ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Afrika dalam menghadapi tantangan global. Serta, membela kepentingan global south dan memperjuangkan kesetaraan negara berkembang.
IAF 2024, Jalan Strategis untuk Tujuan Bersama
Agenda Pembangunan Afrika 2063 adalah peta jalan strategis yang dirancang oleh Uni Afrika untuk mentransformasi benua tersebut menjadi wilayah yang mandiri, berdaulat, dan kompetitif di tingkat global.
Hal tersebut ditegaskan Sekretaris Jenderal Kawasan Perdagangan Bebas Afrika (AfCFTA), Wamkele Mene, yang menilai bahwa Agenda 2063 menjadi landasan untuk mengoptimalkan potensi Afrika dengan mendorong perdagangan antarnegara di Afrika dan menciptakan pasar yang terintegrasi.
"Agenda 2063 menjadi kunci untuk mengubah Afrika menjadi kekuatan ekonomi global pada tahun 2063," ungkap Wamkele.
Sinergi antara Visi Indonesia Emas 2045 dan Agenda Pembangunan Afrika 2063, dituangkan ke dalam IAF ke-2 dan menjadi platform bagi Indonesia dan negara-negara di Afrika untuk saling memperkuat dan memberikan dampak positif bagi dunia.
"Sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan Afrika sebagai benua dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, kolaborasi ini tidak hanya akan memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia dan Afrika, tetapi juga akan menjadi katalisator bagi perubahan global yang lebih luas," tegas Wamkele.