Indonesia Pimpin Inisiatif Ekonomi Biru di HLF MSP 2024
Sep 03, 2024
|Siaran Pers Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multi Pihak
Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Amalia Adininggar Widyasanti dalam sesi paralel tematik "Unlocking the Blue Economy for Sustainable Growth" pada High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024, Selasa (2/9/2024) di Nusa Dua Bali. (Foto: Bappenas)
Badung, 3 September 2024 – Indonesia menyerukan komitmen negara-negara di dunia untuk bersama-sama mengembangkan ekonomi biru sebagai sumber pertumbuhan berkelanjutan di masa depan.
Seruan tersebut disampaikan Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Amalia Adininggar Widyasanti Dalam sesi paralel tematik "Unlocking the Blue Economy for Sustainable Growth" pada High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024, Selasa (2/9/2024) di Nusa Dua Bali.
Ekonomi biru yang mencakup sektor-sektor kelautan seperti perikanan, energi terbarukan, dan transportasi laut, dikatakan Amalia memiliki potensi besar untuk menambah nilai ekonomi lebih dari USD1,5 triliun per tahun dan mendukung lebih dari 30 juta lapangan kerja di seluruh dunia.
“Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi biru. Melalui inisiatif ini, kita dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi dan mendukung pertumbuhan ekonomi global. Indonesia dan Asia siap untuk berkolaborasi dengan komunitas internasional untuk memaksimalkan potensi ekonomi biru ini,” ujar Deputi Amalia
Peserta diskusi sesi paralel tematik "Unlocking the Blue Economy for Sustainable Growth" pada High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024, Selasa (2/9/2024) di Nusa Dua Bali. (Foto: Bappenas)
Indonesia, lanjut Amalia, telah mengambil langkah signifikan dalam mengembangkan ekonomi biru yang berkelanjutan dengan meluncurkan Blue Economy Roadmap. Peta jalan ini mencakup berbagai inisiatif yang memastikan pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan, baik untuk pertumbuhan ekonomi, mata pencaharian, maupun kesehatan lingkungan.
“Ekonomi biru tidak hanya terbatas pada sektor perikanan. Peta jalan ekonomi biru Indonesia mencakup seluruh industri berbasis maritim, termasuk perdagangan, transportasi, bioteknologi, energi terbarukan, serta penelitian dan pendidikan,” lanjut Deputi Amalia.
Meskipun demikian, Deputi Amalia juga mengakui beberapa hal yang menjadi tantangan dalam pengembangan ekonomi biru, seperti penangkapan ikan berlebihan, polusi laut, dan kerusakan ekosistem. Maka untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mendorong praktik-praktik ekonomi biru yang lebih berkelanjutan.
“Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan ekonomi biru melalui kebijakan dan investasi yang tepat guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di masa depan. Kami siap berkolaborasi dengan dunia untuk mengembangkan ekonomi biru, karena ini adalah sumber penambahan nilai dan pertumbuhan ekonomi di masa depan,” tutup Deputi Amalia.
Dengan inisiatif dan komitmen yang kuat, Indonesia berharap dapat menjadi pemimpin dalam pengembangan ekonomi biru global, menjadikan laut sebagai sumber daya yang dapat dikelola secara berkelanjutan untuk manfaat ekonomi dan lingkungan jangka panjang. (Bappenas/TR/Elvira Inda Sari).
***
Untuk Informasi lebih lanjut, silakan menghubungi kontak di bawah ini.
Kepala Biro Humas, Kearsipan, dan Tata Usaha Pimpinan, Kementerian PPN/Bappenas - Ardian Budhi Nugroho (082124150454)
Dapatkan informasi lainnya di https://infopublik.id/kategori/hlf-msp-iaf, https://media.msp-iaf.id/, dan https://s.id/msp-iaf
Tag: